Page 28 - Cerita Nyai Balau
P. 28

manusia  itu.  Sudah  kehabisan  akal  rupanya!”  kata
            kancil yang terbesar.

                Iseng-iseng seekor kancil bertanya pada patung

            karet  itu,  “Hai,  Kawan.  Bolehkah  kami  mengambil

            tanaman di kebun ini?” Patung itu diam karena memang
            tidak bisa bicara layaknya manusia.

                “Wah! Sombong niiiih yeeeeeee!” kata kancil yang

            lain.

                “Kalau  tidak  diperbolehkan,  kutinju  kepalamu
            nanti!”  kata  seekor  kancil  sambil  mengacungkan

            kepalan  tangannya  ke  arah  patung  karet.  Kawanan

            kancil itu sibuk bercanda dengan patung itu hingga

            melupakan tujuan semula.
                “Boleh, tidak? Kalau tidak, nih, rasakan!” kata

            seekor kancil sambil meninju kepala patung karet itu.

            Buk! Tangan kanannya mengenai kepala patung. Ia

            menarik  tangannya,  tetapi  tidak  mampu.  Tangannya
            menempel kuat di kepala patung.

                “Hai, kurang ajar, kau, ya! Berani sekali menangkap

            tanganku! Kupukul kau dengan tangan kiriku! Lepaskan

            atau tidak?” kata kancil itu geram. Buk! Kembali kepalan






                                                                               19
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33