Page 32 - Cerita Nyai Balau
P. 32
“Wah, banyak sekali! Cepat kita sembelih!” kata
ibunya. Satu per satu kancil itu mereka sembelih lalu
mereka bawa pulang. Sehari penuh mereka berdua
sibuk, membawa hasil jebakan itu ke rumah.
“Kebetulan sekali, sudah lama kita tidak memiliki
persediaan makanan yang cukup,” kata ibu Supak.
Daging kancil itu sebagian mereka panggang,
sebagian besar mereka awetkan, dengan menge-
ringkannya. Kesibukan hari itu cukup melelahkan.
Asap dari perapian Supak segera mengepul disertai
aroma bakaran daging kancil. Asap itu mengundang
perhatian Gantang yang sedang bermain bersama
teman-temannya. Ia menduga rumahnya sedang
terbakar.
“Wah! Rumahku terbakar!” serunya.
Gantang bergegas pulang. Ia membawa labu yang
sudah terisi air untuk disiramkan ke tempat yang
terbakar. Byuuuuur! Air ditumpahkannya ke arah api
panggangan Supak.
“Hei! Apa yang kau lakukan, Kak?” seru Supak
terkejut.
23