Page 47 - Cerita Nyai Undang
P. 47

jahat yang telah menyihirmu?” Pertanyaan Raja

                 Nyaliwan yang bertubi-tubi tersebut membuat

                 utusan itu menjadi tambah kacau.
                      “Tidak, tidak, tidak..., tidak ada yang jahat,
                 Paduka. Hamba hanya.. hanya.. hanya...terkesima

                 dan masih.. masih.. masih... terkesima dengan

                 kecantikan Nyai.. Nyai.. Nyai... Undang. Suaranya
                 pun begitu merdu.. merdu.. merdu..., Paduka!
                 Paduka harus.. harus.. harus... datang sendiri

                 menemui Ratu Ratu.. Ratu... Pulau Kupang!”

                 Akhirnya  utusannya  dapat  menuntaskan
                 perkataannya yang tergagap-gagap itu.
                      “Hah, jadi, pesona kecantikan dan suara

                 ratu  Pulau  Kupang  yang  merdu  itulah  yang

                 membuatmu tergagap-gagap begitu?” Sambil
                 garuk-garuk kepala, lalu geleng-geleng kepala,
                 Raja Nyaliwan berjalan mondar-mandir menanyai

                 utusannya itu.

                      “Hemmmh, lalu yang paling penting dari
                 semua kegagapanmu itu adalah dia sangat






                                          39
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52