Page 12 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 12

untuk berbuat lebih banyak demi kelangsungan keraton
            dan rakyatnya. Setelah pengangkatan Raden Karanggana

            tersebut, tibalah  saat untuk  berpisah  dengan  rakyat
            Keraton Djamin yang sangat dicintainya. Dengan

            berlinang air mata, sang penguasa pun menyampaikan
            salam terakhirnya. Sebuah salam perpisahan yang tidak

            pernah terlupakan dalam ingatan rakyat Keraton Djamin.
                 “Wahai  rakyat  yang  kucintai,  demikianlah  garis

            hidup telah melenyapkan sebagian jiwa saya bersama
            Sang Hyang Widhi dalam kemuliaan. Sungguh, saya ingin

            bersama  kalian  sepanjang  hidup  saya,  mengabdikan
            seluruh  hidup  saya  demi kepentingan  kalian.  Namun,

            apa daya. Saya hanyalah makhluk ciptaan Sang Hyang
            yang  tidak  memiliki  kekuatan  melawan  keputusan

            langit. Ketika saya sedang mengabdi, separuh jiwa saya
            terengut atas kehendak Sang Hyang. Saya tidak dapat

            menyeimbangkan  diri,  meskipun  saya  dianugerahi
            pengganti  yang  tidak  kalah  luar  biasanya,  Nyi  Dewi

            Ratna Rengganis.
                 Bayi  mungil ini  yang  kalian  semua  sangat  cintai,

            seperti kalian mencintai separuh jiwa saya, sang Ratu.
            Namun,  saya  ingin  kalian  mengerti.  Nyi Rengganis

            bukanlah  sang  Ratu.  Kenangan  demi  kenangan



                                          5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17