Page 25 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 25

atas hamparan tikar dengan beberapa bunga langka di
            tangannya.

                 “Dari  mana saja,  ia.  Hmmm…  pasti  dari  tempat
            yang  jauh.  Tidak  pernah  kulihat  jenis  bunga  ini  di

            daerah  terdekat  sekalipun.  Kalau  begitu…  aku  harus
            menanyai  Rengganis.  Aku  harus  bangun  lebih  pagi.”

            Raja Pandita pun memadamkan lilin di sudut ruangan
            itu. ia memejamkan matanya.

                 Kali ini, Sang Pandita dapat melaksanakan niatnya.
            Ia bangun lebih pagi. Dilihatnya Nyi Rengganis sedang

            memasak air. Sebagian hidangan pagi itu sudah ditatanya
            di atas meja. Nyi Rengganis tidak mengetahui jika sang

            ayah  mengamati  tindakannya  saat  itu.  Digantinya
            air  jambangan  agar  bunga  yang  dipetiknya  kemarin

            bertahan  lama.  Sejak  Nyi Rengganis  gemar  memetik
            bunga dan menyimpannya di dalam jambangan, ruangan

            kecil  di  pondok  itu  menjadi  harum.  Siapa  pun  yang
            melewati pondok sang Pandita akan menyenangi harum

            bunga  itu.  Nyi  Rengganis  menuntaskan  pekerjaannya
            hari itu. Air mandi untuk ayahnya sudah diletakkannya

            pada  gerabah  di dalam jamban.  Hidangan  pun  sudah
            tertata semua di atas meja rendah di tengah ruangan

            itu.  Ia  tersenyum  membayangkan  hamparan  berbagai



                                         18
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30