Page 26 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 26

jenis  bunga  di  sebuah  tempat  yang  sebelumnya  tidak
            pernah  didatanginya.  Nyi  Rengganis  mengingat-ingat

            jenis  bunga  yang  belum pernah  dipetiknya.  Senyum
            kembali mengembang di bibirnya. Ditutupnya hidangan

            pagi itu dengan lembaran daun pisang. Nyi Rengganis
            membuka pintu pondok itu dengan hati-hati.

                 Namun, kali itu ia kurang beruntung. Didengarnya
            suara sang ayah memanggilnya.

                 “Nyi Rengganis, anakku…!”
                 Agak terkejut, Nyi Rengganis menjawab panggilan

            ayahnya, “Iya, Ayah, … hmmm … Ayah sudah bangun.”
                 “Sejak tiga hari ini … Ayah menunggu kesempatan

            untuk berbicara denganmu, Anakku.”
                 “Ohh,  maafkan  hamba,  Ayah.  Hamba  tidak

            mengetahui keinginan Ayah.”
                 Sang Pandita bangkit dari pembaringannya dan ber-

            jalan mendekati putri semata wayangnya itu. Kemudian,
            ia berkata, “Anakku, Nyi Rengganis, duduklah, Nak.”

                 Nyi Rengganis mengikuti sang ayah duduk di atas
            alas, tempat ia meletakkan hidangan tadi. Putri berwajah

            cantik itu berkata, “Mmm… ada apa sebenarnya, Ayah?”
                 “Tenanglah,  Anakku.  Ayah  hanya  ingin  bertanya

            kepadamu,  dari  mana  kaupetik  bunga-bunga  itu?



                                         19
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31