Page 27 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 27

Tidak  biasanya  kau  memetik  bunga  sebanyak  itu  dan
            kausimpan bunga di dalam jambangan. “

                 “Maaf, Ayah,  hamba  sangat  menyukai  bunga itu.
            Wanginya berbeda dengan bunga-bungaan yang ada di

            sekitar kita.”
                 “Iya,  iyaa…, Ayah  mengerti,  tapi  dari  mana  kau

            petik bunga itu, Nak?” tanya Sang Pandita.
                 “Memang…  ada  apa  dengan  bunga  itu,  Ayah?”

            tanya Rengganis.
                 “Anakku, Nyi Rengganis, apakah kamu tidak tahu

            jika bunga yang kaupetik bukanlah bunga biasa. Tidak
            semua orang dapat memilikinya.”

                 “Benarkah, itu, Ayah?” Nyi Rengganis terperanjat.
                 “Iya,  Anakku.  Bunga  itu  pasti  kaupetik  dengan

            semena-mena. Bunga itu hanya milik para bangsawan.”
                 “Hmmm… maafkan, hamba, Ayah. Hamba memetik

            bunga itu di sebuah taman yang indah. Indah… sekali!!
            Hamba  belum  pernah  melihat  taman  bunga  yang

            seindah itu. Bunga-bunga yang ada di sana beraroma
            wangi. Lalu, hamba petik bunga-bunga itu dan hamba

            bawa pulang, Ayah.”
                   Sang Pandita menarik napas panjang. Kemudian

            ia berkata, “Hmmm… di mana letak taman itu, Nak?”



                                         20
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32