Page 34 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 34

“Antar  aku  ke  sana,  Arya!  Sekarang!”  teriakan
            Raden  Iman  Suwangsa  terdengar  sampai  ke  ruang

            peraduan Baginda Hamzah dan Putri Kelas.
                 “Itu suara anak kita, Bagindaku,” kata Putri Kelas

            kepada suaminya.
                 “Apa lagi yang ia lakukan?” Baginda Hamzah balik

            bertanya.
                 Keduanya kemudian beranjak ke kediaman Raden

            Iman Suwangsa.
                 Setibanya  di  Taman  Banjaransari,  kemarahan

            Raden Iman Suwangsa semakin menjadi-jadi. Dipeluknya
            tanaman  bunga  yang  bunganya  sudah  dipetik.

            Diambilnya  helaian  kelopak  bunga  yang  melayang  di
            atas permukaan air Telaga Wangi. Ia menangis sejadi-

            jadinya.
                 “Yang Mulia,” kata Patih Arya.

                 “Diam, kau!” hardik Raden Iman Suwangsa. Kelopak
            bunga  di tangannya  di remas-remasnya.  Tangisnya

            semakin menjadi.
                 “Tidak! Tidak akan pernah kubiarkan dia!” Kelopak-

            kelopak  bunga  itu  hancur  dalam  genggaman  Raden
            Iman Suwangsa.






                                         27
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39