Page 47 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 47
TANGIS NYI RENGGANIS
Patih Arya meminta maaf pada tuannya, “Ampun,
Yang Mulia. Maafkan hamba.”
Raden Iman Suwangsa mendengus menahan
kesalnya, “Huuuhhh…. Patih bodoh. Percuma aku
menjadikanmu patih di kerajaan ini.”
Ia membuka pintu dengan kesal. Dibantingnya
pintu dengan keras. Ia berlari ke arah terbangnya Nyi
Rengganis tadi. Dilihatnya sebagian bunga-bunga yang
baru saja dipetik oleh sang putri. Ia merasa sedih karena
bunga-bunga kesayangannya tergeletak begitu saja. Ia
menyesal tidak sempat mendapatkan si pencuri bunga
itu. Raden Iman Suwangsa kini mengetahui bahwa si
pencuri bunga itu bukan pencuri sembarangan.
Namun, di sisi lain, ia merasa bangga karena si
pencuri tidak mampu mencabut akar tanaman bunganya
itu, “Hmmm… pencuri itu memang orang sakti. Pantas
ia tidak pernah masuk dari pintu gerbang atau pagar
di tempat ini.” Muncullah keangkuhan pada dirinya,
“Boleh jadi kau memiliki kesaktian tinggi. Terbang ke
40