Page 58 - Cerita Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
P. 58

Nyi Rengganis  menangis sejadi-jadinya.  Sambil
            menahan  sakit  di  sekujur  tubuhnya,  Nyi  Rengganis

            berkata, “ Yang Muliaaaa, Tuan sangat tidak berbudi!
            Tuan  hanya  menghamba  pada  kebahagiaan  sendiri.

            Tuan tidak pernah mau berbagi bahagia dengan orang
            lain.”

                 “Huuuhhh,” Raden Iman Suwangsa semakin tidak
            peduli.  Ia memalingkan wajahnya. “Perempuan terlalu

            banyak bicara.”
                 Nyi Rengganis sangat kecewa. Dalam hitungan

            jari, tangisan Putri Rengganis berubah. Bukan tangisan
            biasa. Air matanya mengalir semakin deras. Air mata itu

            semakin  membasahi  sekujur  tubuhnya  putri  cantik  itu.
            Satu senti, dua senti, ... sepuluh senti, permukaan air di

            sekitar tubuh sang putri semakin meluas dan bertambah
            tinggi. Air mata itu mulai membuat genangan di sekitar

            tubuh sang putri dan jejak seretan jalinan tadi. Raden
            Iman  Suwangsa  dan  Raden  Narpatmaja  merasa  heran

            melihat pemandangan tersebut. Begitu pula dengan para
            prajurit  kerajaan.  Langkah  prajurit  sempat  terhenti.

            Namun, Raden Iman Suwangsa menghardik mereka.
                 “Mengapa kalian berhenti! Serettt! Bawa pencuri

            itu ke dalam tahanan!”



                                         51
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63