Page 9 - Pak Belalang
P. 9

“Ya  Tuhan,  lindungilah  kami.  Jikalau  memang  kami  terpaksa  harus


            menginap di gubuk ini, jauhkanlah kami dari marabahaya,” kata si Lemang


            sambil mengusap bagian rambutnya yang basah terkena cipratan air hujan



            yang menetes dari atap gubuk yang bocor.




                  “Pak, bangun, Pak,” bisiknya berusaha membangunkan Pak Belalang.



            Akan tetapi, Pak Belalang diam saja. Tidurnya nyenyak sekali.



                  Tak berapa lama, hujan pun akhirnya reda. Untuk kesekian kalinya,



            dibangunkannya kembali Pak Belalang yang tertidur dari sore tadi. Dengan


            rasa yang berat,  laki-laki paruh baya itu akhirnya terbangun.




                  Pak Belalang dan si Lemang meninggalkan gubuk itu. Mereka berjalan



            pulang  menyusuri  jalan  kecil  menuju  kampung,  jalan  yang  biasa  mereka


            lewati jika hendak pulang dari hutan menuju kampung.




                  Semakin lama langkah kaki mereka semakin cepat. Mereka khawatir



            hujan akan turun lagi sebelum mereka sampai di desa.
















                                                           3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14