Page 40 - Pangeran Saputra
P. 40
sangat setia kepadaku. Mereka seperti sudah tahu perutku
sudah mulai lapar.” Sang Pangeran tersenyum sendiri. Ia
sangat beruntung diiringi oleh orang-orang yang baik hati.
Bayan dan Sangit berhasil mendapatkan ikan lumayan
banyak. Ikan-ikan itu berukuran sedang. Kedua pengawal
sudah siap dengan kayu bakarnya. Mereka membakar ikan-
ikan itu dan kemudian menyantapnya. Setelah perut mereka
kenyang, Pangeran belum berniat melanjutkan perjalanan.
Ia mengajak Bayan, Sangit, dan kedua pengawalnya untuk
mencari tempat yang teduh untuk beristirahat sejenak. Di
sanalah mereka tertidur dengan lelapnya.
Ketika bangun, Sang Pangeran mendengar suara tangisan.
Ia mencari asal suara itu. Lalu, ia berjalan menyusuri pantai
seorang diri. Ia tidak mau membangunkan Bayan, Sangit,
dan kedua pengawalnya. Suara itu makin jelas terdengar.
Matanya menatap sebuah batu besar pinggir laut. Ia mencoba
menghampiri batu itu. Dan, alangkah terkejutnya ia melihat
ada seorang perempuan menangis di balik batu itu. Lalu,
disapanya perempuan itu, “Hai, Dinda. Mengapa kau berada
di tempat seperti ini?”
34