Page 20 - Cerita Asal Usul Nama Kecamatan Bantul
P. 20

tubuh cucunya seekor naga. Namun, Sarinem tetap saja
            tidak mempedulikan perkataan orang lain. Dengan kasih

            sayangnya, naga itu diciumi dan dibelai layaknya seorang ibu

            menyayangi anaknya. Beberapa tahun kemudian, naga itu
            semakin besar dan dapat berbicara juga. Layaknya seorang

            anak, naga tersebut sangat menyayangi Sarinem sebagai
            ibunya. Jika Sarinem sedih, naga tersebut juga ikut bersedih.

            Pada suatu malam, Sarinem tampak bersedih.

                 “Mengapa Ibu menangis di sini?” tanya si Naga.
                 “Aku rindu dengan ayahmu, Ki Ageng Mangir Wonoboyo,

            Nak,” jawab ibunya sambil mengusap air matanya.
                 Sarinem lalu menceritakan kepada anaknya mengenai

            siapa ayahnya itu.

                 “Ayahmu itu orang yang paling sakti di Kademangan
            Mangiran ini, Nak,” cerita Sarinem kepada anaknya.

                 “Lalu, ayah sekarang di mana, Bu?” tanya si Naga.

                 “Ayahmu  sedang  bertapa  untuk  menambah
            kesaktiannya,” jawab ibunya.

                 “Terus…. Tempatnya di mana, Bu?” tanya si Naga ingin

            mengetahui.
                 “Ibu kurang tahu pastinya, Nak. Coba saja kamu cari di

            sepanjang aliran Sungai Progo,” jawab ibunya.





                                          9
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25