Page 23 - Cerita Asal Usul Nama Kecamatan Bantul
P. 23

“Aku harus segera bertindak. Jika tidak pasti pasukan
            Mataram atau bahkan mungkin pasukan Pajang akan datang

            menangkap putraku,” katanya dalam hati.

                 Apabila tertangkap, dia pasti diadili dan dihukum mati
            karena diduga sebagai pimpinan perusuh dan pembuat

            rakyat sengsara. Berikutnya, pada suatu malam, Ki Ageng
            Mangir Wonoboyo keluar dari tempat pertapaannya di lereng

            Gunung Merapi. Ki Ageng Mangir Wonoboyo berjalan ke

            arah selatan mengikuti aliran Sungai Progo hingga akhirnya
            dipertemukan dengan Baru Klinting. Baru Klinting kaget

            bertemu manusia yang sangat berwibawa tersebut, yang
            tidak lain adalah ayahnya, yaitu Ki Ageng Mangir Wonoboyo.

            Penampilan Ki Ageng Mangir Wonoboyo memang luar biasa,

            pembawaannya tenang, tutur katanya sederhana dan sopan,
            tetapi mempunyai wibawa yang luar biasa. Baru Klinting pun

            kemudian bersujud dan berharap dia diakui sebagai anaknya.

                 “Apakah Tuan ini yang bernama Ki Ageng Mangir
            Wonoboyo?” tanya Baru Klinting sambil bersujud.

                 “Benar, akulah Ki Ageng Mangir Wonoboyo,” jawab Ki

            Ageng Mangir Wonoboyo dengan tenang.
                 “Kalau begitu, Tuan ini adalah orang yang saya cari-cari

            selama ini. Perkenalkan, namaku Baru Klinting. Aku anak





                                          12
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28