Page 54 - Cerita Asal Usul Nama Kecamatan Bantul
P. 54

“Kangmas Mangir, aku tidak mungkin membunuhmu. Aku
            sudah telanjur mencintaimu sekarang,” kata Rara Pembayun

            kepada suaminya.

                 “Sudah…, sudah…, Adindaku….. Berhentilah engkau
            menangis. Mari kita pikirkan apa yang harus kita lakukan

            sekarang?” ajak Ki Ageng Mangir Wonoboyo kepada istrinya.
                 “Kangmas, bagaimana kalau kita berdua menghadap

            ayahku. Nanti aku akan memintakan ampun kepada

            Ayahanda agar Kangmas diampuni,” kata Rara Pembayun.
                 “Hmmm, baiklah kalau itu keinginan Adinda,” jawab

            Ageng Mangir Wonoboyo dengan kening berkerut.
                 Pertimbangan  inilah  yang  kemudian  mendorong

            keputusannya melaksanakan permintaan Rara Pembayun

            agar menemui ayahandanya yang tidak lain Panembahan
            Senapati di Kerajaan Mataram.

                 Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan Rara Pembayun dengan

            beberapa punggawa berangkat menuju Kerajaan Mataram.
            Sebagai seseorang yang telah melakukan pemberontakan,

            perasaan Ki Ageng Mangir Wonoboyo tetap tidak merasa

            nyaman. Bahkan, senjata andalannya, tombak Baru Klinting,
            berkali-kali memberi bisikan gaib agar Ki Ageng Mangir

            Wonoboyo membatalkan rencananya pergi ke Mataram.





                                          43
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59