Page 11 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 11

Tidak  hanya  orang  tuanya  yang  kehilangan  Simon.  Saudaranya,

                  tetangganya, dan teman bermainnya juga kehilangan Simon. Ia  akrab dengan
                  siapa saja. Gerak-geriknya yang lucu membuat banyak orang berkesan

                  terhadapnya. Kabar meninggalnya Simon itu bagi mereka bagai petir di siang

                  bolong.
                       Semakin siang pelayat semakin banyak. Pelayat yang baru datang ada

                  yang  menceritakan  bahwa  di  Desa  Karai  juga  ada    anak  yang  meninggal

                  dunia  dengan  tiba-tiba.  Desa  itu  bersebelahan  dengan  Desa  Bilai.  Pelayat
                  lain   menceritakan   bahwa  dukun Mone banyak didatangi orang yang akan

                  berobat. Mereka yang datang berobat itu tidak hanya anak-anak, tetapi juga

                  orang dewasa dan orang tua. Ada yang penyakitnya sudah parah. Ada pula
                  yang penyakitnya belum parah. Dalam keramaian pelayat itu terdengar  suara

                  seorang  perempuan.
                       “Desa kita ini seperti diserang roh jahat! Roh jahat itu telah menyebar!”

                       “Desa kita ini tidak lagi seperti diserang roh jahat, tetapi memang sudah

                  diserang! Roh jahat yang datang itu berupa wabah penyakit yang mematikan.
                  Banyak warga kita yang terserang wabah itu. Ada yang baru menunjukkan

                  gejala. Ada pula yang sudah kritis,” kata seorang Ibu.
                       “Wah, bahaya sekali keadaan desa kita sekarang ini. Apakah lurah kita

                  sudah mengetahuinya? Sebelum banyak korban yang meninggal, Pak Lurah

                  harus cepat bertindak,”sahut perempuan itu kembali.
                       Laki-laki yang mendengar kecemasan pelayat itu menyahutnya, “Sudah,

                  Bu. Sudah ada yang memberi tahu hal itu kepada Pak Lurah. Pak Lurah juga

                  sudah berencana untuk mengatasinya.”
                       “Syukurlah, Pak kalau begitu. Kalau belum ada tindakan, saya juga cemas.

                  Di rumah saya ada anak kecil,” kata seorang ibu tua.

                       “Benar, Bu. Saya juga merasakan hal yang sama dengan Ibu. Apalagi
                  wabah penyakit itu sepertinya menyerang tiba-tiba tanpa pilih kasih,” kata

                  seorang remaja.
                       Di  rumah  orang  tua  Simon,  keluarga  Simon  telah  mempersiapkan

                  keperluan untuk pemakaman. Ada kayu bertuliskan nama serta tanggal lahir



                                                           03
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16