Page 13 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 13
2. USAHA PAK LURAH
Siang itu hari panas terik. Pohon matoa yang berdiri tegak di depan balai
desa tak mampu menangkis panasnya matahari. Tiupan angin juga tidak
mampu memberi kesejukan. Jendela di balai desa dibiarkan terbuka seakan
mempersilakan udara segar masuk. Namun, ruangan balai desa tetap saja
panas. Pak Lurah bersama warganya yang berada di dalam balai tidak terusik
oleh panasnya udara siang itu. Mereka tetap berkonsenterasi membicarakan
wabah penyakit yang ada di desanya.
Bagi penduduk Bilai, Pak Lurah memang dikenal sebagai pemimpin
yang baik. Ia sangat peduli terhadap penduduknya. Masalah penduduk
juga merupakan masalahnya. Oleh karena itu, ia sangat dekat dengan
masyarakat. Saat di desanya ada wabah penyakit, ia tak henti-hentinya
berusaha mengatasinya. Perangkat desa dimintai pendapatnya untuk
mengatasi wabah itu. Ia sendiri menghubungi semua kenalan orang pandai
yang mampu mengusir wabah penyakit itu. Di hadapan perangkat desa, Pak
Lurah menjelaskan keadaan desanya itu.
“Saudara-saudara, saya meyakini bahwa penyebar wabah penyakit
adalah roh jahat. Hal seperti itu pernah terjadi beberapa tahun yang lalu di
desa kita ini. Waktu itu keadaan desa dapat diatasi dengan bantuan seorang
paranormal yang berpengalaman. Oleh karena itu, untuk mengatasi wabah
penyakit di desa kita ini, saya akan mendatangkan paranormal yang terkenal
ke Desa Bilai. Saya yakin paranormal itu bisa membantu mengatasinya.
Paranormal itu berpengalaman mengobati orang sakit dan mengusir roh
jahat.”
“Benar, Pak Lurah, saya teringat ayah saya yang meninggal waktu itu
karena desa kita ini terserang wabah penyakit. Setahu saya paranormallah
yang bisa mengatasinya. Tentunya masalah di desa kita ini semakin cepat
diatasi semakin baik. Kapan paranormal itu akan datang ke sini, Pak Lurah?”
kata salah satu perangkat desa dengan suara yang terputus-putus.
“Hari ini ia akan datang ke sini. Kini kita tunggu saja kedatangannya.”
05