Page 15 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 15
dengan kompak, “Selamat datang”. Sapaan yang keluar dari mulut mereka
menunjukkan bahwa kehadiran paranormal itu sangat diharapkan.
Paranormal itu bernama Sinai. Namun, ia biasa dipanggil Guru. Orangnya
tinggi dan berkulit hitam. Matanya bulat besar dan rambutnya keriting.
Penampilannya sederhana. Ia tidak sombong dengan kelebihan yang ia miliki.
Ia juga ramah. Satu per satu orang yang ada di balai desa itu didatanginya
dan disapanya. Dengan demikian, dalam sekejab paranormal itu sudah
akrab dengan mereka yang ada di dalam ruangan balai desa. Pak Lurah
menyambutnya dengan senang hati.
“Selamat datang, Guru. Saya sangat senang Guru hadir di sini. Saya
memohon Guru datang di sini karena saya ingin meminta bantuan Guru.”
“Baik. Saya juga senang sekali dapat membantu warga di sini yang sedang
mempunyai masalah. Semoga yang saya lakukan nanti berhasil. Pak Lurah,
apa yang terjadi di desa ini?” kata Guru.
Setelah mendengar tanggapan Guru Sinai, Pak Lurah menceritakan
wabah penyakit yang menyerang desanya.
“Guru, desa kami kini sedang terkena musibah. Sudah beberapa hari ini
desa kami diserang wabah penyakit. Banyak anak-anak, orang dewasa, dan
orang tua yang tiba-tiba sakit. Saya tidak ingin wabah itu akan menjangkit
lebih luas lagi.”
“Penyakitnya apa?” tanya Guru.
“Saya tidak tahu namanya. Mereka yang sakit itu mulanya badan
panas, kemudian gatal-gatal merah sampai sekujur tubuh,” kata Pak Lurah
menjelaskan.
“Apa yang sudah dilakukan terhadap mereka yang sakit?” kata Guru.
“Saya sudah mengerahkan dukun untuk mengobatinya. Saya melihat
memang ada yang sembuh, tetapi ada yang tetap sakit. Kami sangat khawatir
dengan keadaan itu,” kata Pak Lurah dengan wajah bersedih.
“Ya, saya memahaminya. Apakah ada yang meninggal?” tanya Guru.
“Ada, Guru,” jawab Pak Lurah dengan singkat.
07