Page 18 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 18
“Semangatmu memang hebat. Itu dapat menjadi contoh anak muda yang
lain,” kata Guru memujinya.
Pak Lurah juga menambahkan kepedulian Silas akan kegiatan yang lain.
“Guru, sebenarnya Silas itu sudah biasa melakukan kegiatan seperti yang
akan dilakukan. Pada saat desa ini kekeringan, ia bersama pemuda yang lain
membuat penampungan air bersih dari sumber air pegunungan yang jauh dari
desa ini. Setiap ada gotong royong di desa, ia tidak pernah absen.”
Pak Lurah juga menjelaskan keadaan Natan dan Pilemon.
“Guru, Natan dan Pilemon tidak kalah pedulinya dengan Silas. Pada
waktu jembatan di desa ini ambruk, merekalah yang memimpin warga desa
sehingga mereka mau bergotong royong memperbaiki jembatan. Mereka juga
selalu turun tangan apabila ada warga desa terkena musibah.”
“Saya ikut senang atas kepedulian anak muda seperti Silas, Natan, dan
Pilemon. Pak Lurah sangat beruntung memiliki penduduk seperti mereka itu,”
kata Guru.
Semangat tiga pemuda Desa Bilai itu membuat Guru Sinai tidak
ragu terhadap tugas yang akan diberikan kepada mereka. Keyakinannya
mengatakan bahwa mereka itu akan berhasil membawa biawak Gunung Zege.
Untuk itu, ia akan berpamitan, Selanjutnya, ia hanya akan memantau tugas
mereka dari kejauhan. Sebelum meninggalkan balai desa, Guru Sinai memberi
nasihat kepada tiga pemuda itu.
“Sebelum kalian naik gunung, di sana ada penjaga gunung. Mintalah
petunjuk kepadanya. Penjaga itu menguasai keadaan gunung itu. Saya
berpesan agar kalian jangan sekali-kali melanggar saran yang diberikan
olehnya. Jika melanggar, kalian akan menanggung akibatnya. Untuk itu,
kalian harus dapat menjaga diri masing-masing.”
“Baik, Guru. Apa yang Guru sarankan akan kami kerjakan. Kami akan
menjaga diri sebaik-baiknya, “ jawab Natan mewakili teman-temannya.
“Baik! Kalian besok harus pergi pagi-pagi. Jangan menunda-nunda
waktu. Keadaan penduduk desa ini cukup mengkhawatirkan. Kalian tidak
10