Page 20 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 20
3. MENUJU GUNUNG ZEGE
Gunung Zege yang akan dituju Silas, Natan, dan Pilemon berada kira-kira
50 km dari Desa Bilai, Jayapura. Gunung itu mempunyai daya tarik keindahan
alam. Di bawah gunung terdapat air terjun. Kanan dan kiri air terjun dikelilingi
hutan yang hijau. Udaranya dingin dan segar. Gunung Zege dijaga oleh dua
orang laki-laki yang siap membantu siapa saja yang akan mendaki Gunung
Zege.
Menjelang hari yang ditentukan, Silas, Natan, dan Pilemon bersiap
menuju Gunung Zege. Mereka berangkat saat langit masih gelap. Ayam belum
berkokok. Penduduk masih terlelap dalam tidurnya. Jalan begitu sunyi. Udara
terasa sangat dingin mencekam. Lampu minyak di teras rumah penduduk juga
belum dimatikan karena hari masih gelap.
Keberangkatan mereka menuju Gunung Zege hanya berbekal makanan
secukupnya. Selain itu, mereka juga membawa belati dan panah untuk
pertahanan diri. Kedua senjata itu merupakan senjata tradisional penduduk
Desa Bilai.
Silas, Natan, dan Pilemon berjalan kaki. Mereka menuju ke arah barat.
Perjalanan sudah jauh dari rumah mereka. Mereka telah berniat untuk
secepatnya sampai di Gunung Zege. Dengan demikian, mereka tidak banyak
membuang waktu. Istirahat hanya mereka lakukan jika akan makan atau jika
mereka merasa lelah. Dalam perjalanan, mereka juga lebih banyak berdiam
karena berdiam dapat menghemat tenaga. Oleh karena itu, kadang-kadang
keindahan alam yang mereka temukan diabaikan. Suasana perjalanan mencair
sesaat setelah Silas yang berjalan di depan tiba-tiba melihat seorang pencari
kayu.
“Kawan, agak cepat. Saya akan menuju tempat pencari kayu itu untuk
mencari tahu. Mungkin ia tahu jalan yang lebih dekat menuju Gunung Zege.”
Natan dan Pilemon yang berjalan agak santai mempercepat jalannya
mengikuti Silas.
“Iya, kami akan menyusul ke sana,” kata Natan.
12