Page 23 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 23

Tepat  pada  malam  hari,  Silas,  Natan,  dan  Pilemon  telah  sampai  di

                  kaki Gunung Zege. Suasana begitu sepi. Udara dingin menyengat. Sesekali
                  terdengar suara angin bertiup. Suara kepakan sayap burung juga terdengar

                  oleh  mereka.  Tak  lama  keluar  burung  hitam  di  antara  pepohonan.  Sorot

                  matanya yang tajam membuat mereka semakin mencekam. Rasa mencekam
                  sirna saat mereka melihat dari kejauhan ada sinar lampu dari dalam sebuah

                  rumah. Pilemon dengan spontan membuka percakapan di antara mereka.

                       “Kawan, yuk kita datangi rumah itu karena kita tidak mungkin berada
                  di pinggir hutan ini berlama-lama. Rumah itu pasti ada penghuninya. Siapa

                  tahu rumah itu yang akan kita tuju. Kalau pun bukan, kita minta pertolongan

                  kepada mereka  agar mereka dapat memberi tempat penginapan untuk kita.”
                       “Baiklah. Saya setuju usul Pilemon. Kita cepat-cepat menuju ke sana

                  karena saya kedinginan,“ jawab Silas.
                       Rumah yang dituju Silas, Natan, dan Pilemon  adalah tempat tinggal Saka

                  dan Jeda. Dua orang itu adalah penjaga Gunung Zege. Kedua penjaga gunung

                  itu  belum  tidur.  Mereka  sedang  berbincang  tentang  udara  di  kaki  Gunung
                  Zege yang dirasakan tidak seperti biasanya, yaitu panas menyengat. Tidak

                  lama mereka berbincang-bincang, tiba-tiba Jeda dan Saka dikagetkan dengan
                  kedatangan Silas, Natan, dan Pilemon.

                       “Permisi, Pak. Selamat malam, Pak. Benar di sini rumah penjaga Gunung

                  Zege?” kata Silas dengan santun.
                       Saka terperanjat dan menuju arah suara itu sambil berkata.

                       “Benar, benar! Iya, ya, selamat malam. Siapa kalian?”

                       “Maaf, Pak. Kami bertiga, Silas, Natan, dan Pilemon, mengganggu Bapak.
                  Kedatangan kami ke sini ingin meminta bantuan Bapak,“ kata Natan mewakili

                  teman-temanya.

                       “Silakan  masuk.  Mari  masuk.  Ada  keperluan  apa  kalian  malam-malam
                  datang ke rumah kami?” kata Saka sambil mempersilakan mereka duduk.

                       “Kalian dari jauh, ya? Kalian tampak lelah sekali. Beristirahatlah dulu.
                  Setelah itu, ceritakanlah apa tujuan kalian sampai di tempat ini,” kata Jeda.






                                                           15
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28