Page 24 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 24
Silas, Natan, dan Pilemon, masing-masing mengambil tempat duduk.
Semua barang bawaan diletakkan di samping tempat duduk mereka. Kemudian,
Pilemon menjelaskan kedatangannya.
“Benar, kami dari jauh. Tepatnya kami berasal dari Desa Bilai. Kami
datang ke sini karena akan menuju Gunung Zege. Tujuannya adalah mencari
biawak yang ada di gunung itu.”
“Kalian akan mengambil biawak untuk apa? Tidak sembarang orang dapat
mengambil biawak itu,” kata Saka.
“Guru Sinai meminta kepala desa kami untuk mencari biawak itu. Untuk
itu, kamilah yang ditugaskan mengambil binatang itu,” jawab Natan.
“Menurut guru kami, di gunung itulah biawak tinggal. Guru kami juga
menjelaskan bahwa biawak itu sangat sakti dan dapat mengusir wabah
penyakit,” kata Pilemon menambahkan.
“Desa kalian terkena musibah apa?” kata Saka.
“Wabah penyakit yang mematikan. Menurut guru kami, hanya biawak
Gunung Zege yang dapat menghilangkan wabah penyakit itu,” kata Pilemon.
“Kami turut prihatin dengan keadaan di desa kalian. Benar bahwa biawak
itu dapat menuruti keinginan siapa saja. Namun, biawak itu tidak selalu
bersedia menolong setiap orang. Biawak itu tidak akan muncul jika tidak
bersedia membantu kalian. Saya doakan semoga biawak yang akan kalian cari
mau membantu usaha kalian dalam mengatasi wabah penyakit di Desa Bilai,”
kata Jeda.
“Amin. Terima kasih, Pak,” jawab mereka bersama-sama.
Saka dan Jeda adalah penjaga Gunung Zege. Mereka menjadi penjaga
Gunung Zege sudah sepuluh tahun. Lamanya mereka sebagai penjaga gunung
menjadikan mereka dapat membaca tanda-tanda yang akan terjadi di gunung
itu. Mereka juga menguasai berbagai tanaman dan binatang yang ada di hutan
Gunung Zege. Mereka bukan bersaudara. Namun, dalam kesehariaannya
mereka seperti saudara. Tugas dan pekerjaannya menjadikan mereka
bersaudara. Suka dan duka mereka rasakan bersama. Mereka selalu saling
memberi dan membagi.
16