Page 29 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 29
4. BIAWAK GUNUNG ZEGE DITEMUKAN
Langit yang berawan mendung memayungi Gunung Zege. Tiupan angin
sepoi-sepoi menambah kesejukan. Di kejauhan remang-remang terdengar
kicauan burung. Suasana alam itu menambah Silas, Natan, dan Pilemon
nyenyak dalam tidurnya.
Di tengah tidur pulas itu, Silas, Natan, dan Pilemon bermimpi menemukan
seekor biawak besar dan panjang serta berkepala manusia. Kakinya berbentuk
seperti kaki cicak. Kulitnya seperti kulit bia (kerang) berwarna hitam bergaris
putih. Dalam mimpi itu biawak berkata bahwa dialah yang kini sedang mereka
cari. Silas terbangun saat biawak berucap, “Akulah yang kini sedang kalian
cari?” Tidak lama kemudian, Natan dan Pilemon juga terbangun. Natan lebih
dahulu bercerita bahwa ia bermimpi biawak yang berkepala manusia. Namun,
belum selesai bercerita, Silas dan Pilemon juga menceritakan mimpinya yang
sama. Kemudian, Silas mengusulkan agar mencari biawak yang muncul dalam
mimpi sebab biawak itu juga mengatakan bahwa biawak itulah yang dicari.
Mereka berpencar mencari biawak di semak-semak pohon. Silas menuju
arah barat, Natan timur, dan Pilemon selatan. Setiap ada suara dan gerakan
dedaunan, mereka mendekatinya dan menyibak dedaunan itu. Mereka
berharap biawak itu berada di tempat itu. Cukup lama berkeliling belum juga
biawak itu ditemukan. Mereka kembali di tempat mereka berteduh.
“Saya belum menemukannya,” kata Natan.
“Saya tadi mengira biawak itu di semak-semak. Setelah saya dekati,
ternyata yang saya lihat ular. Saya biarkan ular itu karena takut digigit,”
kata Silas.
Pilemon dan Natan yang mendengarnya tertawa. Pilemon memberi reaksi.
“Silas, kamu boleh takut dengan ular. Namun, jangan takut dengan biawak
yang badannya lebih besar. Kalau kamu takut dengan ular, bagaimana akan
menangkap biawak yang lebih besar.”
21