Page 31 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 31

Dengan  memberanikan  diri,  satu  per  satu  mereka  mengelus  kepalanya.

                  Biawak  itu  menuruti  apa  yang  dilakukan  mereka.  Lalu,  Silas,  Natan,  dan
                  Pilemon mengangkat dan meletakkan biawak itu di dekat tempat mereka

                  berteduh. Mereka meyakini bahwa biawak itulah yang dimaksud Guru. Natan

                  mengekspresikannya dengan rasa senang.
                       “Tugas kita berhasil! Saya yakin bahwa biawak itulah yang akan mengusir

                  roh jahat yang menyebarkan wabah penyakit di desa kita.”

                       “Saya kira begitu. Kita harus cepat-cepat membawanya ke Bilai,” kata
                  Silas dengan wajah ceria.

                       Namun, karena hujan dan langit gelap, mereka mengurungkan niatnya

                  untuk menuju Bilai. Mereka akan membawa biawak itu ke desanya menunggu
                  hujan reda. Risikonya berat jika mereka memaksa membawa biawak itu dalam

                  keadaan hujan. Selain jalan licin, dikhawatirkan biawak itu akan berontak jika
                  dibawa dalam keadaan basah. Saat menunggu hujan reda, mereka mendengar

                  suara yang berasal dari tempat biawak ditaruh.

                       “Hai, anak muda, kalian telah menangkap biawak Gunung Zege dan akan
                  membawanya ke Desa Bilai. Saya izinkan binatang itu kalian bawa ke Desa

                  Bilai. Biawak itu akan menuruti permintaan kalian. Untuk itu, kalian harus
                  memperlakukannya  dengan  baik.  Kalian  juga  harus  sanggup  memberinya

                  makan daging babi sepuluh ekor setiap kali permintaan. Kalau kalian tidak

                  sanggup, permintaan kalian tidak akan dikabulkan.”
                       Begitu  suara  itu  hilang,  hujan  menjadi  reda.  Awan  gelap  perlahan-

                  lahan  berubah  menjadi  terang.  Keadaan  yang  cepat  berubah  itu  begitu

                  mencengangkan mereka. Namun, mereka tidak banyak berkomentar. Hanya
                  berucap  puji  syukur  atas  kemudahan  yang  telah  diberikan  oleh-Nya.  Guru

                  Sinai mengajarkan mereka untuk bersyukur dalam keadaan apa pun. Silas,

                  Natan,  dan  Pilemon  bergegas  menuju  Desa  Bilai.  Cuaca  yang  terang
                  mengiringi mereka meninggalkan Gunung Zege.

                       Selama  dalam  perjalanan,  mereka  merasakan  kemudahan  karena
                  mereka  sudah  mengetahui  jalan  yang  dilalui.  Silas,  Natan,  dan  Pilemon

                  saling bergantian membawa biawak. Biawak itu mereka panggul. Silas



                                                           23
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36