Page 32 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 32
memanggulnya pada bagian depan, sedangkan Pilemon pada bagian belakang.
Sementara itu, Natan menjadi penunjuk jalan. Selanjutnya, mereka bergantian
memanggulnya dan bergantian menjadi penunjuk jalan. Kerja sama mereka
menjadikan pekerjaan yang berat menjadi ringan. Hal itu dirasakan oleh Silas.
“Ternyata biawak ini tidak begitu berat, ya. Meskipun biawak ini besar, saya
tidak merasa biawak ini berat.”
“Saya juga merasakan demikian,” kata Natan.
“Ini berkat kerja sama kita yang baik. Jadi, dengan kerja sama yang baik,
pekerjaan yang berat akan menjadi ringan,” sahut Pilemon.
Biawak yang dipanggul itu seolah-olah menyimak apa yang mereka
bicarakan. Respons itu dapat dilihat dari ekornya yang digerak-gerakkannya
dan matanya yang berkedip-kedip. Jika mereka bercerita hal yang lucu,
biawak akan menggerak-gerakkan ekornya sebagai tanda hati senang. Jika
mereka berkeluh kesah, biawak itu akan mengedipkan-ngedipkan matanya ke
bawah sebagai tanda bersedih.
Mereka mempercepat jalan dengan langkah yang panjang. Bahkan,
kadang mereka lari kecil. Natan yang berada di depan sebagai penunjuk jalan
memberi semangat.
“Ayo jalan cepat! Apalagi biawak itu tidak merepotkan, pasti kalian bisa
lari agak cepat. Kalau memungkinkan, kita tidak perlu istirahat agar cepat
sampai Bilai.”
“Saya tidak beristirahat tidak apa-apa. Namun, biawak ini perlu istirahat
juga. Dalam panggulan kita, gerakan biawak itu terbatas. Pasti ia merasakan
badannya kaku. Seperti kita saja kalau gerakannya terbatas, badan berasa
kaku. Oleh karena itu, perlulah istirahat agar biawak ini bisa rileks,” kata
Silas.
“Baik! Kita beristirahat sebentar bersama-sama dengan biawak agar
capeknya hilang,” kata Pilemon.
Silas dan Pilemon pelan-pelan menurunkan biawak itu dari bahunya.
Biawak tergeletak di tanah. Natan dan Pilemon menjaga di dekatnya. Mereka
tidak akan tidur karena khawatir biawak itu akan pergi. Sementara itu, Silas
24