Page 33 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 33
memanfaatkan waktu istirahat untuk tiduran. Biawak itu tenang dan tidak
bergerak-getak seperti benar-benar memanfaatkan istirahat.
Selama dalam perjalanan, biawak itu tidak banyak bertingkah. Binatang
itu tidak banyak bergerak dan juga tidak pernah berontak. Apa pun yang
diinginkan pembawanya, ia menurut saja. Apabila ada yang diinginkan atau
tidak suka dengan sesuatu, ia hanya mengedip-ngedipkan matanya atau
menggoyang-goyangkan ekornya ke samping kanan dan kiri. Dengan demikian,
yang memanggulnya tidak keberatan.
Mereka kembali melanjutkan perjalanannya agar cepat sampai di Desa
Bilai. Tugas membawa biawak bergantian. Kali ini yang memanggul biawak
Pilemon dan Natan. Silas menjadi penunjuk jalan. Waktu istirahat yang cukup
membuat mereka seperti mendapat energi positif yang besar. Apa yang dilihat
terasa indah. Apa yang dilakukan terasa ringan sehingga tidak terasa mereka
sudah keluar dari hutan. Mereka merasakan perbedaannya. Ketika berada di
hutan mereka merasakan udara yang segar dan pemandangan yang indah.
Setelah berada di luar hutan, udara sangat panas. Terik matahari menyengat.
Pepohonan di pinggir jalan tidak mampu memayungi mereka dari sengatan
terik matahari. Keringat Silas, Natan, dan Pilemon mulai menetes. Sekali-
sekali mereka mengusapnya. Namun, suasana itu tidak mengganggunya.
Mereka tetap terus berjalan agar cepat sampai di desanya.
25