Page 35 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 35
Warga itu berusaha lari mendahului Silas, Natan, dan Pilemon untuk
memberi tahu kepada Pak Lurah bahwa Silas, Natan, dan Pilemon telah
kembali ke Desa Bilai dan mereka sedang menuju ke rumah Pak Lurah.
Seorang warga itu lari-lari menuju rumah Pak Lurah. Ia mendahului
Silas, Natan, dan Pilemon untuk memberitahukan kepada Pak Lurah tentang
kedatangan mereka. Dengan terengah-engah ia memanggil-manggil Pak
Lurah.
“Pak Lurah, Pak Lurah, Paak! Pak, ada kabar baik. Pak, ada kabar baik!
Silas, Natan, dan Pilemon sudah kembali. Pak Lurah, Pak Lurah!”
Pak Lurah yang mendengar nama Silas, Natan, dan Pilemon disebut-sebut
cepat keluar rumah. Begitu Pak Lurah membuka rumah, warga itu sudah ada
di depan pintu dan berkata.
“Pak, Paaak, mereka datang. Mereka menuju kemari.”
“Silas, Natan, dan Pilemon sudah kembali. Berhasil mereka?” kata Pak
Lurah.
“Ya, ya, ya! Tidak lama lagi mereka akan datang, Pak. Saya tadi melihat
mereka sudah sampai di gerbang desa kita.”
“Saya senang sekali karena mereka berhasil membawa biawak. Mereka
pemuda harapan desa ini. Mereka pemuda yang peduli atas keadaan desa ini.
Mereka memang hebat,” puji Pak Lurah.
“Kabari warga yang lain untuk menyambut keberhasilan Pilemon dan
teman-temannya,” perintah Pak Lurah.
“Baik, Pak,” kata warga itu yang kemudian lari meninggalkan Pak Lurah.
Pak Lurah menunggu kedatangan Silas, Natan, dan Pilemon di depan rumahnya.
Ekspresi wajahnya berseri. Matanya berbinar-binar. Tak henti-hentinya ia
menebarkan senyum kepada siapa saja. Kanan kiri pepohonan menggerakkan
angin seolah mengucapkan selamat datang kepada Silas, Natan, dan Pilemon
di Desa Bilai. Udara yang biasanya panas, tiba-tiba berubah dengan cepat
menjadi mendung. Awan di langit menunjukkan warna keabu-abuan. Warga
satu per satu terlihat sudah mulai datang ke rumah Pak Lurah.
27