Page 36 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 36

Sementara itu, warga yang mengelu-elukan Silas, Natan, dan Pilemon tidak

                  dihiraukannya. Orang yang ditemuinya di jalan pun tidak mereka hiraukan.
                  Hanya sesekali mereka tersenyum dan menganggukkan kepala kepada setiap

                  orang yang ditemuinya dan yang menyapanya di jalan. Hanya itu jawaban

                  yang  dapat  mereka  berikan  karena  mereka  konsentrasi  pada  tempat  yang
                  akan ditujunya.

                       Tempat yang dituju oleh Silas, Natan, dan Pilemon adalah rumah Pak

                  Lurah. Sesampai di rumah Pak Lurah, mereka disambut dengan senang oleh
                  Pak  Lurah.  Kedatangan  mereka  menarik  perhatian  banyak  orang.  Dalam

                  beberapa  menit  warga  Desa  Bilai  memenuhi  halaman  rumah  Pak  Lurah.

                  Mereka berdesakan dan saling mendorong untuk melihat biawak yang dibawa
                  oleh Silas, Natan, dan Pilemon. Warga  heran melihat biawak itu karena tidak

                  biasa melihat biawak sebesar itu dan berkepala manusia. Berbagai komentar
                  bermunculan. Ada yang senang. Ada yang takut. Ada pula yang tercengang.

                       “Wah, lucu dan aneh, ya? Biawak besar sekali dan berkepala manusia.

                  Biawak dari mana itu?” kata seorang anak.
                       “Mengerikan  binatang  itu  seperti  melihat  hantu,”  sambung  seorang

                  wanita.
                       “Saya baru melihat kali ini ada biawak berkepala manusia dan besarnya

                  melebihi buaya. Sepertinya itu mainan, bukan binatang,” kata remaja wanita.

                  Tanpa diperintah, penduduk Bilai bergotong royong membantu Silas, Natan,
                  dan Pilemon menurunkan biawak dari panggul mereka. Warga Desa Bilai juga

                  mengusulkan kepada Pak Lurah agar membuat kandang di dekat rumah Pak

                  Lurah. Pak Lurah menanggapinya dengan senang.
                       Kandang sederhana dengan ukuran cukup luas cepat dibuat oleh mereka.

                  Di atas kandang itu ada pohon yang menjulang tinggi. Keadaan itu menjadikan

                  kandang teduh. Di kanan kiri kandang dipagari dan ditutup dengan bambu.
                  Dengan demikian, biawak dan orang yang melihatnya terjamin aman. Di dalam

                  kandang itu dibuat suasananya seperi di hutan. Di dalamnya diberi berbagai
                  daun dan kolam kecil yang berisi air sehingga biawak itu terasa nyaman.






                                                            28
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41