Page 39 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 39

Desa Bilai sudah lenyap. Saya telah mengusirnya. Wabah penyakit itu tidak

                  akan datang lagi.”
                       Setelah  suara  itu  hilang,  Pak  Lurah  tersadar  dan  dalam  hati  berkata,

                  ”Benar juga apa yang dikatakan oleh ketiga anak muda itu. Bisikan suara

                  itu  benar-benar  terjadi.  Orang  tua  yang  datang  dalam  meditasi  saya  tadi
                  menjawab bahwa wabah penyakit di Desa Bilai ini tidak ada. Hal itu berarti

                  permintaan saya dikabulkan. Senang sekali saya. Terima kasih, Tuhan.”

                       Silas,  Natan,  dan  Pilemon  yang  menunggui  di  luar  telah  menyiapkan
                  sepuluh  ekor  babi.  Setelah  mengetahui  permintaan  Pak  Lurah  dipenuhi,

                  Silas, Natan, dan Pilemon menuju kandang biawak. Sepuluh ekor babi yang

                  disiapkan dibawanya ke kandang biawak, lalu dilepas di kandang biawak.
                  Mereka merasakan benar-benar lega hatinya telah menyelesaikan tugasnya

                  dengan baik.
                       Selanjutnya, Pak Lurah ingin mengetahui keadaan penduduk Desa Bilai.

                  Ia menelusuri jalan-jalan di desa tanpa ada temannya. Hari itu cuaca begitu

                  indah. Angin bertiup sepoi dan burung berkicau riang. Penduduk Desa Bilai
                  menyambutnya  dengan  semangat.  Penduduk  telah  sibuk  menuju  tempat

                  kerjanya  masing-masing.  Mereka  membawa  peralatan  kerja  seperti  akan
                  berperang. Mereka juga ada yang memanggul sayuran untuk dijual di pasar.

                  Tidak ada raut muka mereka yang kelabu. Suasana itu mencerminkan keadaan

                  penduduk yang sehat.
                       Di  tempat  lain  penduduk  bergerombol.  Dengan  cepat  tersebar  kabar

                  bahwa wabah penyakit yang menimpa Desa Bilai telah sirna. Mereka yang dulu

                  terkena wabah penyakit telah sehat kembali. Banyak orang membicarakan
                  hal itu dengan senang.

                       “Anak Pak Sanu yang  sakit parah sudah sehat kembali. Begitu pula,

                  tetangga saya yang beberapa hari lalu beramai-ramai berobat kedukun sudah
                  sehat kembali,” kata seorang ibu muda.

                       “Kemarin saya melihat tempat praktik dukun, di sana sepi. Padahal,
                  sebelumnya banyak orang antre untuk berobat di tempat dukun itu,” sahut

                  ibu yang lain.



                                                           31
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44