Page 43 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 43
yang diinginkan, mereka menyambutnya dengan suka ria. Damos dan Gona
serta beberapa warga menemui Pak Lurah untuk membujuknya.
“Pak Lurah, warga desa kita ini kan banyak yang miskin. Tentunya Bapak
bisa meminta kauri sebanyak-banyaknya untuk warga desa kita. Pasti Pak
Lurah akan senang melihat warganya makmur,” kata Gona penuh semangat.
“Iya, Pak Lurah. Kalau penduduk desa kita ini makmur berarti Pak Lurah akan
dikenal sebagai lurah yang berhasil. Tentu Bapak akan senang bila diingat
sepanjang waktu oleh warga Bilai sebagai lurah yang sukses?” kata Damos
menambahkan.
“Saya tidak akan melakukan sesuatu yang menjadikan warga desa ini
malas bekerja. Meminta kauri melalui biawak berarti menjadikan penduduk
malas. Saya mendatangkan biawak itu hanya untuk mengusir wabah penyakit.
Tidak lebih dari itu. Kalian jangan membujuk saya untuk menjadikan warga
Desa Bilai ini malas,” kata Pak Lurah dengan emosi.
“Pak Lurah, apa artinya Bapak sebagai lurah, tetapi warganya miskin?
Saya yakin pasti Bapak tidak suka,” kata Gona.
“Penduduk ini membutuhkan kauri, Pak. Dengan kauri, warga desa ini
bisa makmur. Pak Lurah dapat meminta yang lain kepada biawak itu, yaitu
kauri. Dengan demikian, selain warga Desa Bilai sehat, mereka juga menjadi
kaya. Kalau keadaan warga Desa Bilai seperti itu, Pak Lurah akan dikenal oleh
warga sepanjang masa,” kata Damos menambahkan.
“Kalian jangan memaksa saya untuk mengikuti kemauan kalian. Mengapa
kalian tidak memberikan ide yang lain saja. Ide yang bukan seperti yang
kalian inginkan itu,” kata Pak Lurah dengan geram.
“Kalau Pak Lurah tidak mau mengikuti ide saya, Pak Lurah nanti menyesal.
Kalau sudah menyesal, tidak ada lagi kesempatan itu,” kata Damos.
“Benar, Pak pendapat Damos. Saya mendukungnya. Bapak di desa ini
dikenal sebagai kepala desa yang cinta warganya. Pasti Bapak akan menuruti
permintaan kami,” sambung Gona.
“Kami di sini mewakili warga desa, Pak,” kata Damos.
35