Page 45 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 45
Pada malam harinya,tanpa berpikir panjang, Damos dan Gona menuju rumah
Pak Lurah. Mereka datang dengan membawa babi. Sambutan Pak Lurah
terhadap mereka sangat baik.
“Itu jelas bahwa Pak Lurah akan benar-benar memenuhi keinginan kami,”
kata Damos dalam hati.
Benar bahwa Pak Lurah memenuhi keinginan Damos dan Gona. Untuk itu,
Pak Lurah siap bersemadi. Mereka sangat berharap akan mendapat kauri.
Selama Pak Lurah bersemadi, mereka tidak pulang ke rumah masing-masing.
Pada waktu Pak Lurah bersemedi untuk menghilangkan wabah penyakit,
korban babi dilakukan setelah bersemedi. Namun, untuk meminta kauri
pemberian korban dilakukan sebelum bersemadi. Setelah babi dikorbankan,
yaitu dengan memasukkannya ke kandang biawak, Pak Lurah bersiap
melakukan semadi. Semadi itu dilakukan pada tengah malam yang sunyi sepi.
Suasana itu diperlukan agar ia bisa konsentrasi. Sementara itu, Damos dan
Gona menungguinya dengan tenang. Mereka tidak tidur semalaman.
Setelah Pak Lurah bersemedi cukup lama, biawak berubah wujud menjadi
orang tua. Ia membisikkan suara kepada Pak Lurah, “Kauri yang kamu minta
untuk warga Bilai akan saya penuhi.” Saat itu itu pula, Pak Lurah tersadar
dari meditasinya. Saat itu juga, hujan turun deras dan dingin mencekam.
Angin bertiup kencang. Pada saat itu juga, biawak itu memenuhi kandangnya
dengan kauri.
Begitu Pak Lurah keluar dari rumahnya, Damos dan Gona mendekati Pak
Lurah.
“Bagaimana, Pak? Apakah meditasi Bapak berhasil. Apakah kauri iti
betul-betul akan ada, Pak?” kata Damos dengan tidak sabar.
“Mari kita lihat ke kandang,” jawab Pak Lurah dengan singkat.
Ketika melihat kandang biawak, mereka terperangah. Kandang itu penuh
kauri. Damos dan Gona secara spontan melonjak dan berpelukan. Mereka
tak henti-hentinya mengatakan, “Hore, hore, hore, hore, horeee.” Pak Lurah
pun diangkat tinggi-tinggi oleh mereka. Sementara itu, Pak Lurah hanya
tersenyum melihat mereka bereaksi dan mengangkatnya.
37