Page 49 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 49
7. JANGAN DIBUNUH BIAWAK ITU
Lama-kelamaan warga Desa Bilai menyadari bahwa banyaknya kauri
menjadikan babi sulit ditemukan. Babi yang mereka ternakkan habis untuk
dikorbankan. Peternak babi juga sudah mulai berkurang. Di desa lain yang
berdekatan dengan Desa Bilai juga jarang ditemukan babi. Keadaan itu
menjadikan warga marah. Kemarahan itu ditumpukan kepada Silas, Natan,
dan Pilemon.
“Penyebab keadaan seperti ini adalah kalian. Warga menjadi kesusahan
untuk mendapatkan babi. Apakah kalian tidak sadar? Gara-gara biawak itu,
warga di sini tidak mau bekerja,” kata seorang pemuda.
“Benar kata pemuda itu. Keadaan itu juga menjadikan warga desa ini
banyak yang meninggalkan pekerjaannya. Mereka banyak yang tidak mau
bekerja. Untuk itu, kalian harus bertanggung jawab,” sahut seorang laki-laki
tua.
“Bapak, saya tegaskan bahwa kesalahan ini bukan pada biawak yang ada
di rumah Pak Lurah. Kesalahan itu ada pada manusia,” kata Natan.
“Benar, Pak! Binatang itu tidak dapat berbuat apa-apa kalau tidak
digerakkan manusia. Jadi, jangan salahkan biawak itu,” lanjut Silas.
“Lalu, siapa yang salah? Pak Lurah bersama kalian?” kata laki-laki tua.
“Sebaiknya masalah itu kita selesaikan saja bersama-sama. Jangan kita
saling menyalahkan. Jika kita saling menyalahkan, masalah itu tidak akan
dapat diselesaikan. Kami nanti akan menemui Pak Lurah untuk menyelesaikan
masalah itu,” kata Pilemon dengan pelan.
Jawaban Pilemon itu mampu menenangkan emosi warga yang marah
kepada mereka. Suasana yang tegang berubah menjadi luluh. Wajah warga
yang semula muram berubah menjadi cerah. Warga desa mau menerima
saran yang diberikan Pilemon.
“Baiklah kalau begitu. Saya dan warga yang lain akan menunggu jalan
keluar yang akan kalian tempuh. Penyelesaian itu kami harapkan dapat
41