Page 56 - Cerita dan Sampul Biawak Zege
P. 56
“Benar, Pak. Itu jalan keluar yang akan kami lakukan agar biawak tetap
hidup. Selanjutnya, warga Desa Bilai dapat aktif kembali dengan pekerjaan
masing-masing. Mereka tidak akan lagi bermalas-malasan bekerja. Dengan
demikian, babi di desa ini juga dapat diselamatkan,” kata Natan.
“Itu jalan keluar yang baik. Baiklah, kalau begitu. Saya akan menyampai-
kan hal itu kepada seluruh warga Desa Bilai. Saya akan mengajak mereka
untuk bekerja keras dalam mencari kauri. Saya juga setuju biawak itu
dikembalikan ke tempat asalnya,” kata Pak Lurah.
Damos dan Gona sudah mengetahui keputusan Pak Lurah tersebut. Pada
mulanya mereka tidak setuju dan marah. Namun, sikap Silas, Natan, dan
Pilemon yang telah menjelaskan dengan baik tentang dampak mendapatkan
kauri secara mudah menjadikan mereka sadar. Bahkan, kebiasaan Damos
dan Gona yang suka memalak dan meminum minuman keras telah mereka
tinggalkan.
Silas, Natan, dan Pilemon merasa gembira mendengar janji Pak Lurah.
Mereka juga sangat bersyukur bahwa Damos dan Gona telah menjalani
kehidupannya dengan jalan yang benar. Perilaku yang tidak baik telah mereka
jauhi. Keadaan itu memantapkan mereka untuk mengembalikan biawak
Gunung Zege ke tempat asalnya.
Silas, Natan, dan Pilemon telah menetapkan bahwa esok hari akan menuju
kembali Ke Gunung Zege bersama biawak yang dulu diambilnya di gunung itu.
Langit biru memayungi Desa Bilai yang menghampar luas. Sesekali angin
menggoyangkan dedaunan memberikan kesejukan hati bagi tiga pemuda Desa
Bilai, yaitu Silas, Natan, dan Pilemon. Rencana mereka untuk mengembalikan
biawak Gunung Zege ke tempat asalnya sudah bulat. Mereka tidak akan
menunda-nunda lagi rencana itu.
48