Page 37 - Cerita Manik Manik Sakti dari Pohon Ngoi
P. 37

Iram  akan  binasa  karena  hawa  panas  biji  pohon  ngoi
            ini  dan  karena  keberanianmu  untuk  melawannya  dari
            dalam perutnya”.

                 Dalomswon  dan  Iha  Weinam  berjalan  beriringan
            keluar  rumah  menuruni  tangga  kayu.  Dalonswom
            berjalan di belakang Iha Weinam dengan menghitung
            langkah kaki mereka.
                 ”Satu…dua...tiga...empat”.

                 Sebenarnya  Iha  Weinam  takut  menghadapi
            kenyataan bahwa ia harus dimakan seekor ular besar.
            Namun,  sebagai  laki-laki  sejati  ia  harus  kuat,  berani,

            dan  siap mempertanggungjawabkan  semua  perbuatan
            yang  telah  ia  lakukan.  Meskipun  hatinya  bergemuruh
            antara berani dan kecut.
                 Puteri tertua Yansu Meiram itu mendorong adiknya
            ke dalam moncong Blem Iram yang sudah terbuka lebar

            sejak dia datang. Sekejap saja Iha Weinam menghilang
            ditelan ular raksasa itu.  Sementara itu, Iha Weinam
            yang berada di dalam perut Blem Iram merasa sangat

            kepanasan.  Ia  benar-benar  terhimpit  usus-usus  ular
            raksasa  itu.  Iha  Weinam  mengatur  napas.  Ia  harus
            tenang dan tidak boleh panik. Ia berusaha untuk tidak
            bergerak. Sebab semakin ia banyak bergerak, usus-usus







                                         31
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42