Page 39 - Cerita Manik Manik Sakti dari Pohon Ngoi
P. 39

Matanya  terbuka.  Mulutnya  berdesis-desis  sambil
            menjulurkan  lidahnya  panjang-panjang.  Rasa  geli  di
            tubuhnya berubah menjadi sakit yang sangat luar biasa.

            Ia merasa syaraf-syaraf yang berada di dalam tubuhnya
            rusak.  Jangankan  untuk  merayap,  pergi  dari  bawah
            pohon daime sekadar untuk menggerakkan ekor pun, ia
            tak sanggup lagi. Blem Iram  merasakan penderitaan ini
            selama tiga hari.

                 Pada hari keempat ular raksasa itu semakin payah.
            Ia sudah tidak bisa bergerak, hanya matanya yang bisa
            berkedip-kedip.  Sementara  itu,  Iha  Weinam  di  dalam

            perut Blem Iram menyelesaikan pekerjaan terakhirnya,
            yakni  menyayat  perut  bagian  luar  Blem Iram.  Ketika
            kulit perut ular itu telah terbuka lebar, dengan segera
            Iha  Weinam  keluar  dan  memanjat  pohon  daime.  Ia
            memanjat dahan pohon daime itu hingga cabang yang

            paling tinggi sesuai dengan pesan kakaknya.
                 Blem Iram sebagai ular sakti merasa bahwa telah
            terjadi sesuatu pada bagian dalam tubuhnya. Rasa sakit

            yang  luar  biasa  akibat  sayatan  sembilu  dan  pecahan
            kulit  bia  benar-benar  membuat  Blem  Iram  tidak
            berdaya. Ternyata, ia telah dikhianati oleh Dalonswom.









                                         33
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44