Page 55 - Cerita Manik Manik Sakti dari Pohon Ngoi
P. 55

pusaka  semakin  seru  hingga  Yansu  Meiram  berkata,
            “Baiklah kalau begitu, taruh harta pusaka yang kamu
            anggap  lebih  baik  dari  milikku  di  tanah.  Kita  akan

            melihat apakah tanah mau menerimanya.”
                 “Bagaimana cara mengetahui jika tanah menerima
            atau tidak?” tanya Iha Isi.
                 “Semua  kepala  suku  yang  hadir  di  sini  tahu
            bagaimana  cara  tanah  menerima  persembahan  kita.

            Tanah  akan  berguncang  jika  ia  menerima.  Jika  tidak,
            tanah akan diam saja,” kata Yansu Meiram.
                 “Ya,  tanah  akan  berguncang,”  kata  kepala  suku

            Kemtuk.
                 “Benar.”
                 “Benar.”
                 “Ya.”
                 Semua kepala suku yang hadir mendukung pendapat

            Yansu Meiram.
                 Lalu, Iha Isi segera menaruh kitab pusaka dan uang
            di  atas  tanah.  Setelah  sekian  lama  ditaruh  di  tanah,

            tanah  tidak  mau  menerima  harta  pusaka  anak  lelaki
            Yansu Meiram. Lalu, Yansu Meiram mengambil benda-
            benda pusakanya dan melemparkan ke tanah.
                 Seketika  bumi  berguncang  pelan.  Burung-burung
            dan hewan lain yang berada di hutan bersahut-sahutan





                                         49
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60