Page 31 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 31

itu.


                         “Jika  Ayahanda  mengizinkan,  dalam  beberapa  hari  ini  ananda  akan

                  pergi ke Pulau Gelungi. Kabarnya di sana ada guru silat yang sudah ternama

                  dan sudah tidak diragukan lagi ilmu kebatinannya.”


                         “Baik, Ayah  mengabulkan  permintaanmu,  Nak.  Sebenarnya  berat

                  hati Ayah melepaskanmu mengingat keadaan adikmu Ahwanda, tetapi tidak

                  apa.  Luka  di  kakinya  sudah  berangsur  hilang.  Begini, Ayah  tidak  mungkin

                  membiarkanmu hari demi hari hanya di istana saja. Padahal, kamu itu seorang

                  yang pintar, cerdas, dan tangkas.”



                         “Terima kasih, Ayah. Senang di dalam hati, sejuk di dalam kira-kira,

                  ananda diizinkan untuk belajar ilmu silat,” Anak Dalam bersujud di kaki Raja

                  Magedi.


                         Setelah mendapat izin dari ayah angkatnya itu, Anak Dalam berpikir

                  tujuh  keliling, kata-kata  apa  apa  gerangan  yang  akan  dirangkai  saat

                  menyampaikan rencananya itu kepada kedua adiknya, terutama Ahwanda?


                         Karena Raja Magedi memang seorang yang arif dan bijaksana, sebelum

                  Anak Dalam menemui Ahwanda dan Remandung Nipis, ia terlebih dahulu telah

                  memanggil kedua anaknya itu, menyampaikan  rencana baik kakak angkatnya,

                  sekaligus membujuk kedua anaknya itu untuk siap ditinggalkan Anak Dalam

                  untuk sementara waktu. Saat Anak Dalam menemui adik-adiknya itu, kendati

                  dengan  berat  hati,  Ahwanda  dan  Remandung  Nipis sudah  mengerti  dan

                  paham.














                                                          25
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36