Page 38 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 38

Baru tiga hari berdiri, sudah banyak anak muda Tanjung Bengkulu yang

                  mendaftar di perguruan silat Kardatalu. Anak Dalam pun mengajarkan silat

                  dan ilmu kebatinan kepada murid-muridnya dengan penuh ketulusan. Anak-

                  anak muda yang belajar  senang sekali mendapat guru yang baik hati, ramah,

                  dan pintar.


                         Tidak berapa lama, tersiarlah kabar bahwa di daerah Tanjung Bengkulu

                  ada seorang pendekar muda, guru silat yang sangat mahir dan sukar dicari

                  tandingannya,  sehingga  berdatangan  pulalah  anak-anak  muda  dari  luar

                  daerah,  seperti  dari  kampung  Sungai  Saring,  Ampang  Batu,  dan   Buluh

                  Rimbun. Beberapa orang lainnya ada yang datang dari luar Sumatra.


                            Seperti  dulunya  ia  dikagumi  dan  disayang saat  berguru  kepada

                  Ambang Birah, Anak Dalam pun menyanjung dan mengagumi anak didiknya

                  yang  piawai bersilat  dan  pintar  ilmu  kebatinan.  Di  antara   muridnya  yang

                  terkenal adalah Bayang Pinang dari Tanjung Bengkulu, Larak Rambai dari  Ulu

                  Ketaun, Lanja Jawe dari tanah Jawa, Linjang Besawai dari Belitung, Rempo

                  Pari dari Lintang Empat, Musi, Abu Mashur dari Tanah Mekah Arab, dan Omar

                  Percan dari Semenanjung Malaya. Ketujuh anak buah Anak Dalam ini belajar

                  silat sampai tamat. Selama berada di Tanjung Bengkulu, mereka tinggal di

                  tempat persilatan Kardatalu.



                         Sering kali ketujuh murid perguruan silat anaknya itu diundang Raja

                  Magedi untuk makan malam di istana. Bahkan, mereka juga sering menginap

                  di istana megah itu.  Hal ini tentu membuat kedua anaknya, Ahwanda Jaya

                  dan Remandung Nipis, semakin senang.


                         “Bangga  sekali saya melihat kalian semua, piawai bersilat dan pintar









                                                          32
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43