Page 52 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 52

Raja Magedi menyampaikan isi pikirannya kepada putra sulungnya itu.

                  “Anakku, Ahwanda Jaya, mengingat dirimu sudah mulai dewasa, Ayah pikir,

                  sudah sepantasnya kamu mencari permaisuri. Untuk itu segeralah menikah”


                         “Menikah? Apakah Ayah sudah yakin kalau ananda ini sudah pantas

                  menikah?” Ahwanda balik bertanya pada ayahnya sambil melihat kaki kirinya

                  yang belum sempurna kesembuhannya.


                         “Oh, itu bukan alasan bagi kamu untuk tidak menikah, Ahwanda. Kamu

                  bisa melakukan semuanya, bukan?” Raja Magedi sdikit tegas.



                         “Iya, Ayahanda. Tapi....”


                         “Tapi kenapa? Ada lagi yang kamu ragukan?”


                         “Tidak, Ayahanda.”


                         “Kalau memang tidak ada kenapa kamu ragu. Kamu juga harus ingat,

                  Ahwanda. Kakakmu, Anak Dalam, dan juga adikmu, Remandung Nipis, mereka

                  juga sudah mulai dewasa.”



                         “Ya, kalau memang begitu yang Ayahanda inginkan, ananda menurut

                  saja.  Tapi  dengan  siapa  ananda    menikah?  Ananda  belumlah  punya  gadis

                  pilihan,” Ahwanda berkata apa adanya.


                         Raja Magedi meyakinkan kepada Ahwanda Jaya bahwa untuk urusan

                  calon  permaisuri    nanti akan  diserahkan kepada  saudara angkatnya, Anak

                  Dalam.  Beberapa  saat  kemudian  Ratu  Magedi  berjalan  pelan  ke halaman

                  belakang tempat Anak Dalam duduk sendirian. Namun, sebelum sampai ke

                  tempat anak angkatnya itu duduk, langkah Raja Magedi tertahan. Raja Megedi

                  memperhatikan kesendirian Anak Dalam, dan berpikir.







                                                          46
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57