Page 53 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 53

“Bukankah  tadi  baru  saja  anakku  ini  bergurau  bersama  saudara-

                  saudaranya?  Adakah sesuatu yang dipikirkan dan mengganjal dihatinya  saat

                  ini? Sebaiknya aku biarkan dia sendirian dulu.”


                         Sebagai seorang yang arif, Raja Magedi mengurungkan niatnya untuk

                  bicara mengenai Ahwanda. Raja Magedi  merasakan apa yang direnung dan

                  dimenungkan oleh anak angkatnya itu. Walaupun Anak Dalam sudah menjadi

                  pendekar sakti, dan sudah pula jadi seorang panglima perang, sebagai seorang

                  anak ia pasti merindukan ayah dan ibu kandung, dan saudaranya-saudaranya.

                  Bertahun  sudah  Anak  Dalam  meninggalkan  kampung  halamannya,  Musi

                  Rawas.


                         Anak Dalam duduk bermenung sendiri di kursi rotan berwarna coklat

                  muda.  Ia  terpaku  sedih,  teringat  ayah  ibu,  dan  dua  saudaranya  nun  jauh

                  Musi Rawas.   Sambil menatap lirih ke langit yang berwarna keabuan, hatinya

                  bergumam.  “Oh  awan  yang  berarak    malam  ini,  sampaikan  salam  rinduku

                  kepada Ayah Ibu. Sudah bertahun lamanya aku tidak bertemu dengan mereka.

                  Semoga Ayah dan Ibu baik-baik saja.”



                         Anak Dalam serasa berada di hadapan kedua orang tuanya saat itu.

                  “Ayah!  Ibu!  Sekarang  aku  sudah  dewasa.  Bahkan  sudah  menjadi  seorang

                  panglima perang di kerajaan Tanjung Bengkulu ini. Aku berjanji kepadamu

                  Ayah, aku berjanji kepadamu Ibu, suatu saat aku akan datang ke Musi Rawas

                  menemui Ayah, Ibu, Kakak Ranggori dan  Undung Peti.” Anak Dalam mencoba

                  untuk  menahan  air  mata.  Saat  itu  terlihat  kalau  dirinya  bukan  seorang

                  panglima perang yang harus tegas, tegap, dan kuat.













                                                          47
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58