Page 56 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 56

sampailah  rombongan  kerajaan  Tanjung  Bengkulu  di Semenanjung.  Ketika

                  kapal  layar  mereka  berlabuh  di  pesisir  Pantai  Semenanjung,  datanglah

                  beberapa orang menghampiri rombongan Anak Dalam.


                         “Hai Saudara-Saudara yang belum kami kenal. Lancang benar kalian

                  menginjakkan kaki di kampung ini. Apa gerangan maksud dan tujuan Saudara-

                  Saudara?” Salah seorang dari mereka bertanya dengan nada sinis.


                         “Wahai Saudara, dengan hormat kami datang, dengan sembah kami

                  menyapa. Kami yang datang dari seberang, nun jauh dari Pulau Perca. Ada

                  pun tujuan kami datang ke sini, hendak berkunjung ke istana,” Anak Dalam

                  menjawab dengan tenang.



                          “O, tidak bisa! Tidak ada aturannya di negeri kami ini, orang  begitu

                  saja  masuk ke istana, jika tanpa ....”


                         Belum  selesai  perkataan  dari  salah  seorang dari  kelompok  yang

                  menghadang   itu,  Rempo  Pari,  salah  satu  bekas  murid  Anak  Dalam  yang

                  ikut dalam rombongan,  dengan badannya yang tinggi besar dan mata yang

                  merah, terlihat sangat menakutkan, maju dan langsung mengangkat kedua

                  bahunya sehingga tegaklah kedua pangkal lengannya yang kasar. Anak Dalam

                  mencoba untuk melarang Rempo Pari, namun tak bisa ditahan lagi. Rempo

                  Pari  mendorong  orang-orang  yang  menghalangnya  dan  menghantamnya

                  hingga tersungkur.


                         Dengan menembus segala yang menghadang, sampai jugalah rombongan

                  Anak Dalam ke istana.  Alangkah  terkejutnya  Anak Dalam  saat  melihat

                  muridnya yang paling setia, dan  hampir saja mengalahkan ilmu silatnya dulu,

                  berada dalam ruang tamu istana. Dia adalah Omar Percan. Tidak disangka,








                                                          50
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61