Page 69 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 69

Kerinduan
















                         Di saat rinai menetes di atap rumah Rindang Kinali, di hati Anak Dalam
                  menetes pula rinai kesedihan. Rinai itu setitik demi setitik membasahi bilik


                  hati Anak Dalam. Entah kapan rinai itu berhenti. Hanya Anak Dalam sendirilah
                  yang  tahu.  Bagi  Anak  Dalam,  sungguh  berat  untuk  melupakan  masa-masa


                  lalunya di Tanjung Bengkulu. Entah kenapa.


                         Di  saat  ia  sudah  dihadapkan  dengan  rencana  besar  untuk  menikah

                  dengan Rindang Kinali, seorang gadis Semenanjung, peristiwa-peristiwa kecil

                  yang pernah ia lalui, kini membayang di benaknya. Peritiwa-peristiwa kecil

                  itu sungguh  bermakna bagi Anak Dalam.  Anak Dalam ingat akan adiknya,

                  Remandung Nipis nun jauh di Tanjung Bengkulu.


                         “Bagaimana perasaan Remandung Nipis jika tahu kalau aku ini masih

                  hidup? Dan bagaimana pula  hatinya jika  tahu kalau kakak angkat yang ia

                  sayang akan menikah dengan seorang gadis dari luar Tanjung Bengkulu?”


                         Ditemani suaru kodok dan rinai yang tak kunjung usai di malam itu,








                                                          63
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74