Page 75 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 75

yang menunjukkan kalau ia seorang panglima perang.  Tak sedikit laku yang

                  diperlihatkan kalau ia seorang pendekar muda yang tak ada tandingannya di

                  negeri Tanjung Bengkulu.


                         Tidak seperti biasanya, jika ada tamu yang datang berkunjung ke istana

                  selalu  disambut  oleh  Ahwanda  dan  Remandung  Nipis.  Kali  ini  yang  berdiri

                  di  pintu  utama  hanya  beberapa  anak  buah  raja  dan  dayang-dayangnya.

                  Ahwanda Jaya dan Dayang Kirani sedang beristirahat. Raja Magedi sedang

                  duduk santai di kursi kebesarannya.


                         “Di  manakah  gerangan  Adindaku,   Remandung  Nipis?” tanya  Anak

                  Dalam dalam hati.



                         Anak  Dalam  tak  banyak  bicara.  Setelah  bersalaman  dengan  Raja

                  Magedi, ia duduk dengan tenang di bangku yang ada di ruang tamu istana.

                  Raja Magedi merasa heran akan  keanehan tamunya itu.


                         “Ada apa denganmu, Anak Muda?”


                         Anak Dalam menjawab dengan gelengan kepala.


                         “Bicaralah! Apa maksud dan tujuanmu datang ke istanaku ini?”



                         Anak Dalam kembali menggelengkan kepalanya.


                         “Tetapi kenapa kamu diam? Apakah kamu bisu?”


                         Anak Dalam kembali menggelengkan kepalanya.


                         “Dilihat dari postur tubuhmu, sepertinya kau bukan orang biasa.”














                                                          69
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80