Page 77 - Cerita Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
P. 77

Melihat  adik  angkatnya  datang,  tanpa  disadarinya,  Anak  Dalam

                  langsung memeluk Ahwanda. “Dimana Dinda Remandung Nipis, Ahwanda?


                         Ahwanda pun ikut heran. Dia pun tak memberi jawaban.


                         “Ada apa gerangan dengan Remandung Nipis?”



                         “Saya  mau  bertemu  dia.  Ada  hal  penting  yang  harus  kusampaikan

                  padanya.”


                         “Hei, Anak Muda, sekadar kamu tahu. Semenjak kematian Anak Dalam,

                  anakku Remandung Nipis sering mengurung diri. Sudah bermacam cara kami

                  lakukan untuk mengembalikan semangat hidupya. Jangan kau buat dia tambah

                  sedih,“ Raja Magedi mencoba meyakinkan Anak Dalam.


                         Mendengar jawaban ayah angkatnya itu, Anak Dalam langsung berlari

                  menuju serambi samping istana karena dia tahu biasanya kalau Remandung

                  Nipis sedang  sedih, adiknya itu pasti akan menyepi di serambi itu. Seisi istana

                  bertambah heran melihat tingkah laku anak muda itu. Mereka mengikuti Anak

                  Dalam dari belakang.


                         Benar, di serambi samping istana, di atas kursi berwarna kemerahan

                  itu, Remandung duduk termenung. Entah apa yang dipikirkan.




























                                                          71
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82