Page 13 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 13
terjadi. Beberapa hari setelah sang putri memakan bunga itu,
napasnya tak lagi menjadi bau. Napasnya kini berubah menjadi
harum dan sangat segar. Menyadari akan hal itu, sang putri pun
bercerita kepada ayahnya. Sang raja lalu memerintahkan para
pengawal untuk mencari bunga yang sama seperti yang dimakan
oleh sang putri. Para pengawal pun mencari bunga itu sebanyak-
banyaknya dan membagi ke seluruh negeri. Wabah penyakit bau
napas tersebut menjadi hilang. Akhirnya, sang raja memerintahkan
seluruh rakyatnya untuk menanam bunga itu. Bunga itu dijual ke
berbagai negeri tetangga. Bunga itu adalah bunga cengkeh.
Eyang kakung Andini sebetulnya bukan orang asli
Banyumas atau Purwokerto, tetapi berasal dari sebuah desa
kecil di wilayah Solo. Beliau senang tinggal di daerah Banyumas
karena alamnya indah, tanahnya subur, dan suasananya
tenang untuk hidup sebagai seorang pensiunan. Eyang kakung
Andini mempunyai hobi mendongeng. Andini dari kecil sudah
mendengar bermacam-macam dongeng dari eyangnya. Ini yang
membuat Andini selalu menunggu dengan tidak sabar hari-hari
liburan sekolah untuk mendengar dongeng eyangnya yang selalu
menambah pengalaman hidupnya.
“Bu, papa nanti menyusul kita ke rumah eyang, nggak,
ya?” tanya Andini kepada ibunya ketika kereta mulai bergerak
meninggalkan Stasiun Gambir.
“Rasanya tidak, An. Papa sibuk sekali,” jawab ibunya.
Mungkin ibunya juga tidak dapat berlama-lama di rumah eyang.
Jika menjemput Andini nanti, ibunya berjanji akan membujuk
papa Andini untuk ikut.
“Bu, eyang pasti sudah tidak sabar menunggu kita, ya?”
7