Page 18 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 18

Andini berlari memutari  mobil  eyangnya  dan membuka
            pintu  depan  untuk  duduk.  Perjalanan  dari stasiun  menuju  ke
            rumah eyang  sekitar tiga  puluh  menit.  Andini merasa senang
            menghirup udara desa tempat eyangnya bermukim.


                    Akhirnya, mereka sampai juga di rumah yang terletak di
            pinggir jalan  sebuah  kota  kecil.  Rumah  kecil  dan  asri.  Halaman
            belakangnya luas  ditanami berbagai pohon  buah.  Jambu  biji,
            mangga,  rambutan,  dan beberapa  pohon bunga  seperti pohon
            cempaka, kenanga, kaca piring, kamboja jepang, kemuning jepang,
            melati, dan menur. Semuanya ada di sana.

                    Ketika sampai di rumah eyangnya, ia segera berlari
            mencari eyang  putrinya.  Dengan  berteriak-teriak kegirangan
            Andini menyerahkan roti mantou kesukaan eyang putrinya.

                    Rupanya eyang putri Andini sudah menyiapkan makanan
            kesukaan  Andini,  kue klepon  yang terbuat  dari  tepung ketan
            ditaburi dengan kelapa parut. Betapa senangnya Andini. Mulutnya
            penuh dengan kue klepon. Eyangnya juga menyiapkan makan siang
            berupa sroto, makanan khas Banyumas, dengan lauk rempela ati
            bacem, serta mendoan.

                    Andini  beristirahat sambil berceloteh  kepada eyang
            putrinya hingga tanpa sadar akhirnya ia tertidur kecapaian. Eyang
            putrinya membiarkan Andini tidur di sofa tengah rumah. Dengan
            berjingkat dia masuk ke ruang belakang dan berbincang-bincang
            dengan ibu Andini.


                    Sore hari, Andini bangun dengan perasaan segar. Setelah
            mandi, dia duduk di luar rumah mendekati eyang kakungnya yang
            sedang meneliti daun bunga kaca piring. Eyang tidak suka jika ada


                                         12
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23