Page 20 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 20

“Karena dia menyakiti orang lain, orang yang disakiti itu
            dendam dan kemudian mengutuknya.”


                    “Jadi, kalau disakiti orang, kita harus mengutuk orang itu,
            ya, Eyang?” tanya Andini lagi.

                    “Ya,  tidak,  Andini, tidak!  Jika  disakiti oleh orang  lain,
            sebisa-bisa  kita  memaafkan  orang  yang  menyakiti  kita  itu.  Kita
            tidak boleh dendam  dan jaga diri  kita  agar jangan sampai kita
            mengutuknya!” kata eyang Andini.

                    “Mengapa begitu, Eyang?” tanya Andini.

                    “Ya,  agar kita  tidak  akan  seperti Raja  Parikesit yang
            akhirnya harus meninggal karena sebuah kutukan.”


                    “Siapa sih, Eyang, Raja Parikesit?” tanya Andini ingin tahu.

                    “Dia keturunan dari Raja Astina. Beginilah ceritanya.

                    Dahulu ada sebuah keluarga yang memimpin Kerajaan
            Astina. Nama keluarga itu adalah Kuru. Mereka mempunyai
            keturunan bernama Destarata dan Pandu,” jelas eyang Andini.

                    Lalu,  si Eyang  bercerita mengenai kehidupan Pandawa
            dan Kurawa.  Mereka  adalah  saudara  sepupu  yang  tidak  rukun.
            Ayah  mereka  adalah  dua  orang  bersaudara  Putra  Maharaja
            Astina.  Putra  sulung  bernama  Destarata  dan adiknya  bernama
            Pandu Dewanata. Sejak lahir, Destarata buta. Oleh karena itu, ia
            tidak dapat dinobatkan menjadi raja sebagai pengganti ayahnya.
            Akhirnya, Pandu Dewanatalah  yang dinobatkan menjadi  raja
            menggantikan ayahnya.





                                         14
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25