Page 24 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 24

PADANG KURUSETRA


            Pertempuran antara keluarga Pandawa dan Kurawa berlangsung
            selama delapan belas hari. Prajurit dari kedua belah pihak banyak
            yang  berguguran.  Pencegahan  peristiwa  itu  sudah dilakukan,
            tetapi dari pihak Kurawa bersikukuh mempertahankan Negara
            Astina yang sebetulnya bukan hak mereka. Kematian  saudara-
            saudara  Duryudana  membuat  perasaan  Duryudana  semakin
            berang dan keinginan untuk menghancurkan keluarga Pandawa
            tidak surut. Dendam yang semakin membara di hati Duryudana
            membutakan mata hatinya sebagai seorang manusia. Di sisi lain,
            Duryudana malu untuk undur diri karena terlanjur mengorbankan
            banyak  prajurit dan juga saudara-saudaranya. Dia bertindak
            sebagai pahlawan walau dia memperjuangkan sesuatu yang tidak
            benar. Ketika Duryudana sedang kebingungan di pinggir sungai,
            datanglah Bima dengan gagah perkasa membawa senjatanya yang
            terkenal gada rujakpala.

                    “Duryudana, sedang apa gerangan kau di situ! Pemimpin
            yang  tidak  berhati,  yang  telah  mengorbankan  saudara  dan
            prajuritnya, apa yang akan kau lakukan?”

                    “Aku akan bersikap sebagai seorang pemimpin, Bima.”
            kata Duryudana sedikit gemetar melihat kegarangan Bima.

                    “Jika sebelumnya kamu datang menaklukkan hatimu yang
            angkara itu, dan kamu mau berbagi dengan saudaramu Pandawa,
            tentu tidak akan seperti ini nasibmu.”


                    “Tidak usah banyak bicara! Ayo!  Penggal  saja kepalaku
            biar cepat selesai penderitaanku!” jerit Duryudana.




                                         18
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29