Page 30 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 30
KERAJAAN ASTINA
Prabu Yudistira dengan dibantu empat saudaranya, Bima,
Arjuna, Nakula, dan Sadewa, memerintah Kerajaan Astina. Pajak
rakyat yang semula tinggi diturunkan. Pengolahan lahan pertanian
diperhatikan oleh punggawa kerajaan sehingga pembagian
irigasi yang semula tidak merata menjadi merata. Perkebunan
ditingkatkan perawatannya sehingga hasil kebun seperti kopi,
cengkih, dan rempah-rempah berlimpah. Jalan-jalan ke desa-
desa diperbaiki dan pembangunan rumah peribadatan dilakukan
dengan bergotong-royong. Jalan-jalan perlu diperbaiki untuk
mempermudah rakyat desa jika akan pergi ke ibu kota kerajaan.
Ketenteraman dapat dirasakan oleh rakyat kecil dan tidak
ada ketimpangan dalam hal kekayaan. Semua mendapatkan hasil
yang mencukupi untuk keperluan hidup. Pencuri hampir tidak
ada, apalagi perampokan. Keamanan dijaga oleh prajurit istana
hingga ke pelosok-pelosok desa. Rakyat merasa aman tanpa rasa
takut.
Sebelum terjadi peperangan saudara itu, anak Arjuna yang
bernama Abimanyu dicalonkan sebagai ahli waris takhta Kerajaan
Astina. Namun, Abimanyu gugur bersama pahlawan Pandawa
lainnya. Kematian Abimanyu begitu menyedihkan. Arjuna, sang
Ayah, ketika itu tidak ada di dekat Abimanyu untuk menolongnya.
Pada saat-saat terakhir, tanpa busur dan tanpa kereta kuda,
Abimanyu melawan para pengeroyok dari Kurawa itu sendirian.
Dengan bersenjatakan pedang dan perisai dia melompat ke sana
kemari untuk menangkis serangan. Abimanyu kelihatan seperti
burung garuda yang melayang menyambar lawan di kanan dan
kirinya. Oleh karena tidak ada yang membantunya, kekuatan
24