Page 32 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 32

Arjuna terengah-engah mengucapkan kata-kata penuh kesedihan
            itu dan akhirnya terkulai  jatuh di  samping Kresna. Tangannya
            masih memegang busur dan pedang.


                    “Esok  aku  akan  menghabisi Jayadrata.  Dia yang  telah
            menghilangkan nyawa anakku. Aku bersumpah, sebelum matahari
            tenggelam aku telah menyelesaikannya,” Arjuna berkata dengan
            garang.

                    Arjuna  mengambil  busur  panahnya  dan  merentangkan
            kuat-kuat dengan kedua tangannya. Dentang busur itu bergemuruh
            di  seluruh langit. Kresna mengikuti tindakan Arjuna dengan
            meniup  terompet  panjangnya  yang  bernama  pancajaya.  Arjuna
            merentangkan  dewadata.  Suaranya  luar  biasa  keras memenuhi
            keempat  penjuru  alam  semesta dan  menggetarkan  hati  musuh
            yang  mendengarnya.  Juga  Jayadrata  yang  telah  menghabisi
            Abimanyu. Dia sangat takut mendengar nada kemarahan Arjuna
            dari tiupan terompet itu.

                    Pada keesokan harinya, Arjuna melaksanakan niat hatinya
            untuk  membalas  kematian  Abimanyu.  Dia berperang  dengan
            dahsyat. Korban banyak berjatuhan di pihak Kurawa. Ketika senja
            mulai  turun, Kresna mengingatkan Arjuna tentang sumpahnya
            untuk menghabisi Jayadrata sebelum matahari terbenam.

                    “Jayadrata  dilindungi oleh enam orang  raja  yang  gagah
            berani.  Tanpa  mengalahkan  raja-raja  tersebut,  kamu tak  akan
            dapat  menangkapnya. Aku akan menggunakan mantra agar
            matahari kelihatan sudah terbenam. Dengan demikian, Jayadrata
            akan mengira sudah aman dari incaranmu dan dia akan lengah,”
            kata Kresna kepada Arjuna.




                                         26
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37